Rabu, 13 April 2011

Tahun 2021 Jakarta Jadi Kota Pilihan Orang Tajir Dunia

Survei yang dilakukan perusahaan konsultan properti global Knight Frank dan Citi Private Bank menyimpulkan, Jakarta menjadi kota pilihan ke-48 pada tahun ini bagi orang yang memiliki kekayaan lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp 900 miliar.
Pada 2021 mendatang, Jakarta bahkan naik peringkat menjadi kota pilihan ke 28. "Pertimbangan utama adalah kestabilan ekonomi dan politik. Jakarta punya fundamental ekonomi kuat," ujar Senior Associate Director Knight Frank Indonesia, Fakky Ismail Hidayat, saat diskusi bertajuk "Peluang Kota Jakarta Sebagai Kota Dunia" di Harum Manis Restaurant, Apartement Paviliun, Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/4) siang.

Manajer Riset Senior Knight Frank Indonesia Hasan Pramudji menerangkan, survei ini mewakili 5 ribu orang super kaya di dunia, yang memiliki kekayaan rata-rata Rp 900 miliar ke atas. Orang-orang tajir itu berasal dari 36 negara berbeda dan merupakan investor yang asetnya dipegang Citibank. "Survei ini merupakan persepsi mereka," kata Hasan di kesempatan sama.

Dalam presentasinya, Hasan menekankan, Jakarta diproyeksikan menjadi peringkat 28 pada masa 10 tahun ke depan dari survei pemilihan top 40 kota besar. Saat ini, lanjut dia, kota New York dan London menempati posisi puncak dan diperkirakan akan tetap berada dalam posisi yang sama dalam 10 tahun mendatang. "Sepuluh tahun lagi Jakarta di atas Monaco dan Istanbul," ujarnya.

Tren ini, menurut Hasan, merupakan dampak peningkatan peran kota-kota di negara berkembang yang sebagian berada di Asia Pasifik. Dia mencatat, pada 10 tahun mendatang, kota Shanghai akan menempati peringkat ke 3, sementara Mumbai berada di peringkat ke 7. "Kota-kota di Asia Pasifik akan menggeser peranan kota-kota besar di Eropa dan Amerika," ujarnya.

Bukti Jakarta berpeluang sebagai kota dunia adalah hasil survei yang menempati Ibu Kota Indonesia itu di peringkat 17 sebagai kota pilihan untuk berbisnis dan investasi. Dalam hal ini, Mumbai dan Sao Paolo menempati peringkat 5 dan 8 dari kelompok negara berkembang. Sementara,  Shanghai, Hongkong dan Beijing, kata Hasan, menempati peringkat 3 teratas sebagai kota pilihan utama.

Dalam pandangan Hasan, Jakarta tidak lepas dari pengaruh kondisi politik dan ekonomi di Indonesia yang secara umum menunjukkan tren positif. Termasuk, peningkatan peranan Indonesia di dunia internasional. Ditambah lagi, Jakarta dinilai mampu menawarkan kelengkapan fungsi kota, mulai dari bisnis, hiburan, rekreasi hingga budaya.

Hal di atas didukung meningkatnya permintaan lahan untuk sektor industri di Jakarta, yang berfungsi sebagai penggerak sektor properti dan perkantoran dari investor asing. Seperti dari Jepang, Singapura, Malaysia, China, Korea, Abu Dhabi, Timur Tengah dan India.

Untuk menuju sebagai kota dunia, Fakky berharap, Jakarta berbenah diri. Dia menganjurkan, penanganan banjir dilakukan komprehensif dengan ditunjang regulasi tata kota yang ketat. Hal itu diikuti perbaikan sarana infrastruktur kota seperti rumah sakit, klinik kesehatan, puskesmas dan utililas listrik, air bersih serta telekomunikasi.

Menurut President Director Knight Frank Indonesia, Wilson Kalip, investor asing amat optimistis dengan Jakarta untuk 10 tahun mendatang. Dia mengemukakan, mulai tahun lalu banyak pabrik yang sebelumnya lari ke Cina dan Vietnam sudah pindah ke kota satelit (kota pendukung) Jakarta. "Apalagi UMR di sini murah. Di Cina UMR-nya dua kali lipat," ujarnya.

Wilson mendukung konsep The Greater Jakarta, karena jika Jakarta sebagai kota dunia, maka dampaknya akan ke Bandung, Jawa Tengah bahkan hingga Sumatra. "Seperti air di gelas yang sudah penuh, dan meluber ke daerah lain," ujarnya menganalogikan. Untuk mewujudkan itu, dia menuntut diterapkannya pemerintahan yang bersih, transparan dan menjamin kepatuhan hukum.

sumber disini



Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

0 comments:

Posting Komentar

Silakan barikan komentar anda tentang artikel saya yang satu ini.